Metode Pembelajaran Interaktif dalam TOT

Pendahuluan

Di era globalisasi dan persaingan yang semakin ketat, pengembangan sumber daya manusia menjadi salah satu aspek terpenting bagi keberhasilan suatu organisasi. Salah satu strategi efektif yang telah banyak diadopsi adalah Training of Trainers (TOT), yaitu program pelatihan yang tidak hanya meningkatkan kompetensi para peserta, tetapi juga mempersiapkan mereka untuk menjadi pelatih yang mampu menyebarkan pengetahuan secara luas di lingkungan organisasi. Dalam konteks TOT, metode pembelajaran interaktif memegang peranan vital karena mampu menciptakan suasana belajar yang dinamis, menarik, dan aplikatif. Artikel ini akan mengupas secara mendalam mengenai metode pembelajaran interaktif dalam TOT, mulai dari pengertian, manfaat, jenis-jenis metode, implementasi, tantangan, hingga strategi untuk mengoptimalkan proses pembelajaran interaktif dalam program TOT.

1. Pengertian Training of Trainers (TOT) dan Pembelajaran Interaktif

1.1. Apa itu Training of Trainers (TOT)?

Training of Trainers (TOT) adalah program pelatihan yang bertujuan untuk mengembangkan kapasitas individu agar tidak hanya menguasai materi tertentu, tetapi juga memiliki kemampuan untuk mengajarkannya kepada orang lain. TOT merupakan salah satu strategi untuk menciptakan multiplier effect, di mana pengetahuan yang diberikan kepada sejumlah kecil peserta dapat kemudian disebarkan kepada lebih banyak anggota organisasi secara berkelanjutan. Dengan demikian, TOT menjadi investasi penting dalam pengembangan sumber daya manusia yang mampu meningkatkan efektivitas, efisiensi, dan inovasi di lingkungan kerja.

1.2. Konsep Pembelajaran Interaktif

Pembelajaran interaktif adalah metode pengajaran yang melibatkan partisipasi aktif peserta dalam proses belajar. Berbeda dengan metode ceramah tradisional yang cenderung satu arah, pembelajaran interaktif mendorong dialog, diskusi, simulasi, dan aktivitas kelompok. Metode ini dirancang untuk:

  • Meningkatkan Keterlibatan Peserta: Peserta tidak hanya mendengarkan, tetapi juga berkontribusi dalam diskusi dan kegiatan belajar.
  • Memperkuat Pemahaman: Dengan melibatkan peserta secara aktif, materi yang disampaikan dapat dipahami dengan lebih mendalam.
  • Mengasah Keterampilan Praktis: Aktivitas interaktif seperti studi kasus, role play, dan simulasi membantu peserta mengaplikasikan pengetahuan dalam situasi nyata.

Dalam konteks TOT, pembelajaran interaktif sangat penting karena para peserta nantinya diharapkan dapat mengajar kembali materi yang telah dipelajari. Dengan metode interaktif, mereka akan lebih siap untuk menghadapi berbagai dinamika kelas dan mengelola kelompok peserta dengan efektif.

2. Manfaat Pembelajaran Interaktif dalam TOT

Metode pembelajaran interaktif dalam TOT memiliki sejumlah manfaat yang mendukung keberhasilan program pelatihan, antara lain:

2.1. Meningkatkan Keterlibatan dan Motivasi Peserta

Melalui metode interaktif, peserta aktif terlibat dalam proses belajar, sehingga mereka merasa dihargai dan termotivasi. Aktivitas seperti diskusi kelompok, studi kasus, dan role play membuat peserta tidak merasa bosan dan lebih fokus pada materi yang disampaikan. Hal ini dapat meningkatkan retensi informasi dan mengurangi tingkat kegagalan transfer pengetahuan.

2.2. Memperkuat Pemahaman Materi

Metode interaktif membantu peserta untuk mendalami materi secara lebih komprehensif. Dengan berdiskusi, mencoba menyelesaikan masalah secara kelompok, dan melakukan simulasi, peserta tidak hanya menghafal konsep, tetapi juga memahami penerapan praktisnya. Hal ini sangat penting bagi para pelatih yang nantinya harus mengajarkan kembali materi tersebut.

2.3. Mendorong Keterampilan Komunikasi dan Kolaborasi

Dalam TOT, kemampuan untuk mengomunikasikan ide dan pengetahuan kepada orang lain merupakan keterampilan utama. Metode pembelajaran interaktif memberikan ruang bagi peserta untuk berlatih berbicara di depan umum, berdiskusi, dan bekerja sama dalam tim. Keterampilan komunikasi dan kolaborasi yang baik akan sangat menunjang peran mereka sebagai pelatih.

2.4. Adaptasi terhadap Berbagai Gaya Belajar

Setiap individu memiliki gaya belajar yang berbeda. Metode interaktif memungkinkan penyampaian materi melalui berbagai cara, seperti visual, auditori, dan kinestetik, sehingga dapat mengakomodasi perbedaan tersebut. Hal ini membuat pelatihan lebih inklusif dan efektif dalam menjangkau semua peserta.

2.5. Meningkatkan Kreativitas dan Inovasi

Melalui diskusi terbuka dan aktivitas kelompok, peserta didorong untuk berpikir kreatif dan mengembangkan ide-ide baru. Kreativitas ini sangat penting dalam mengadaptasi materi pelatihan dengan konteks lokal dan dinamika industri yang terus berubah. Inovasi yang muncul dari proses interaktif akan meningkatkan kualitas pelatihan dan kemampuan para pelatih dalam menyampaikan materi secara efektif.

3. Jenis-Jenis Metode Pembelajaran Interaktif dalam TOT

Terdapat berbagai metode pembelajaran interaktif yang dapat diterapkan dalam program TOT. Berikut adalah beberapa metode yang umum digunakan:

3.1. Diskusi Kelompok

Diskusi kelompok adalah metode yang melibatkan seluruh peserta untuk saling berbagi ide, pengalaman, dan pandangan mengenai topik yang dibahas. Metode ini dapat dilakukan dalam bentuk:

  • Diskusi Terbuka: Peserta bebas mengemukakan pendapat tanpa moderator yang terlalu dominan.
  • Diskusi Terstruktur: Moderator memberikan kerangka diskusi dengan pertanyaan-pertanyaan kunci yang harus dibahas oleh kelompok.

Manfaat diskusi kelompok adalah meningkatkan pemahaman melalui pertukaran ide dan membangun rasa kebersamaan di antara peserta.

3.2. Studi Kasus

Studi kasus merupakan metode yang menghadirkan situasi nyata atau simulasi kasus yang relevan dengan materi pelatihan. Peserta diminta untuk menganalisis situasi, mengidentifikasi masalah, dan merumuskan solusi. Metode ini memiliki keuntungan:

  • Keterlibatan Praktis: Peserta belajar dengan menganalisis kasus nyata sehingga lebih memahami penerapan konsep dalam situasi kehidupan sehari-hari.
  • Pengembangan Problem Solving: Studi kasus melatih kemampuan analisis dan pemecahan masalah, yang sangat penting bagi pelatih.

3.3. Role Play dan Simulasi

Role play dan simulasi memungkinkan peserta untuk memerankan peran tertentu dalam situasi yang telah disimulasikan. Metode ini sangat efektif dalam:

  • Mengasah Kemampuan Komunikasi: Peserta berlatih berbicara dan menyampaikan informasi secara langsung.
  • Membangun Empati dan Kolaborasi: Dengan memerankan berbagai peran, peserta dapat memahami perspektif yang berbeda dan meningkatkan kemampuan kerjasama.
  • Meningkatkan Keterampilan Praktis: Simulasi memberikan pengalaman langsung dalam menangani situasi yang mungkin terjadi di lingkungan kerja.

3.4. Brainstorming

Brainstorming adalah metode kreatif untuk menghasilkan ide-ide baru secara kolektif. Dalam sesi brainstorming:

  • Peserta Didorong untuk Mengeluarkan Ide: Semua ide diterima tanpa penilaian terlebih dahulu, sehingga suasana menjadi bebas dan kreatif.
  • Pengumpulan Ide Secara Cepat: Moderator mencatat semua ide yang muncul, yang kemudian disaring dan dipilih berdasarkan relevansi.

Metode ini sangat berguna untuk mengatasi masalah atau mencari solusi inovatif dalam pengembangan materi pelatihan.

3.5. Quiz dan Game Edukasi

Quiz dan game edukasi merupakan metode yang menyenangkan untuk menguji pemahaman peserta dan memperkuat ingatan.

  • Kuis Interaktif: Menggunakan kuis berbasis aplikasi atau langsung di ruang kelas dapat meningkatkan keterlibatan peserta.
  • Game Edukasi: Aktivitas berbasis permainan, seperti simulasi atau role play dalam bentuk game, dapat membuat proses pembelajaran lebih menyenangkan dan efektif.

4. Proses Penyusunan Modul Pelatihan Interaktif dalam TOT

Penyusunan modul pelatihan yang mengintegrasikan metode interaktif memerlukan langkah-langkah yang terstruktur. Berikut adalah tahapan penting dalam proses penyusunan modul tersebut:

4.1. Analisis Kebutuhan dan Target Audiens

Sebelum menyusun modul, lakukan analisis mendalam terhadap kebutuhan pelatihan:

  • Identifikasi Materi Kunci: Tentukan topik dan materi inti yang harus disampaikan.
  • Analisis Target Audiens: Pahami latar belakang, tingkat pengetahuan, dan gaya belajar peserta agar modul yang disusun relevan dan mudah dipahami.
  • Konsultasi dengan Stakeholder: Libatkan pihak terkait, seperti manajemen dan calon peserta, untuk mendapatkan masukan mengenai kebutuhan pelatihan.

4.2. Penyusunan Kerangka Modul

Susun kerangka atau outline modul pelatihan yang mencakup:

  • Pendahuluan: Latar belakang, tujuan, dan ruang lingkup modul.
  • Materi Inti: Pembagian materi ke dalam beberapa sub-modul atau bab, masing-masing mencakup konsep, teori, dan contoh penerapan.
  • Metode Pembelajaran Interaktif: Penjelasan mengenai metode interaktif yang akan digunakan, seperti diskusi kelompok, studi kasus, role play, dan quiz.
  • Latihan dan Evaluasi: Aktivitas yang harus dilakukan peserta untuk mengaplikasikan pengetahuan serta mekanisme evaluasi, seperti soal kuis, simulasi, atau diskusi kelompok.

4.3. Penulisan dan Pengembangan Konten

Tuliskan konten modul dengan bahasa yang jelas dan mudah dipahami. Beberapa hal yang perlu diperhatikan:

  • Bahasa yang Sederhana: Hindari penggunaan jargon berlebihan, kecuali disertai penjelasan yang memadai.
  • Visualisasi: Sertakan diagram, flowchart, dan gambar yang mendukung penjelasan materi.
  • Contoh Kasus: Berikan studi kasus atau contoh nyata yang relevan untuk memudahkan pemahaman.
  • Aktivitas Interaktif: Deskripsikan dengan jelas aktivitas interaktif yang akan dilakukan, termasuk instruksi, tujuan, dan metode evaluasinya.

4.4. Uji Coba dan Revisi Modul

Setelah modul selesai disusun, lakukan uji coba:

  • Pelatihan Percobaan: Selenggarakan sesi pelatihan percobaan dengan sejumlah kecil peserta untuk menguji efektivitas materi dan metode pengajaran.
  • Kumpulkan Umpan Balik: Dapatkan masukan dari peserta mengenai kejelasan materi, keterlibatan, dan efektivitas metode interaktif.
  • Revisi dan Finalisasi: Sesuaikan konten modul berdasarkan umpan balik yang diterima agar modul yang final benar-benar sesuai dengan kebutuhan peserta dan tujuan pelatihan.

4.5. Implementasi dan Sosialisasi Modul

Setelah modul final disusun, tahap selanjutnya adalah implementasi:

  • Distribusi Materi: Pastikan modul tersedia dalam bentuk cetak dan digital untuk memudahkan akses oleh seluruh peserta.
  • Sosialisasi Materi: Lakukan sosialisasi mengenai isi modul melalui briefing, workshop, atau sesi tanya jawab.
  • Monitoring dan Evaluasi: Lakukan evaluasi secara berkala untuk memastikan modul tetap relevan dan efektif, serta lakukan pembaruan jika diperlukan.

5. Peran Teknologi dalam Mendukung Pembelajaran Interaktif

Pemanfaatan teknologi digital dapat sangat meningkatkan efektivitas pembelajaran interaktif dalam TOT. Beberapa solusi teknologi yang dapat digunakan antara lain:

5.1. Learning Management System (LMS)

LMS merupakan platform digital yang memungkinkan distribusi materi, pelaksanaan kuis, diskusi daring, dan evaluasi kinerja peserta secara terintegrasi.

  • Kemudahan Akses: Peserta dapat mengakses materi pelatihan kapan saja dan dari mana saja.
  • Interaksi Daring: Fitur forum dan chat memungkinkan diskusi interaktif antar peserta dan pelatih.

5.2. Aplikasi Presentasi dan Multimedia

Penggunaan aplikasi seperti PowerPoint, Prezi, dan software video editing dapat membuat penyampaian materi menjadi lebih menarik.

  • Integrasi Multimedia: Video, animasi, dan audio dapat diintegrasikan untuk menjelaskan konsep-konsep kompleks secara visual.
  • Interaktivitas: Fitur interaktif seperti polling atau kuis singkat selama presentasi dapat meningkatkan keterlibatan peserta.

5.3. Alat Kolaborasi Daring

Platform seperti Zoom, Microsoft Teams, atau Google Meet mendukung pelaksanaan sesi pelatihan secara daring, terutama dalam situasi yang tidak memungkinkan pertemuan tatap muka.

  • Sesi Interaktif: Peserta dapat berdiskusi, melakukan breakout room, dan berkolaborasi secara real-time.
  • Rekaman Sesi: Sesi pelatihan dapat direkam untuk dijadikan bahan evaluasi atau referensi di masa mendatang.

6. Studi Kasus Implementasi TOT dengan Modul Interaktif

Untuk memberikan gambaran nyata mengenai penerapan modul pelatihan interaktif dalam TOT, berikut adalah contoh studi kasus:

6.1. Studi Kasus di Sektor Pemerintahan

Sebuah instansi pemerintah daerah menghadapi tantangan dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik. Untuk mengatasi hal ini, instansi tersebut meluncurkan program TOT bagi pegawai yang berpotensi menjadi pelatih internal.

  • Analisis Kebutuhan: Instansi melakukan survei dan analisis kebutuhan untuk menentukan topik pelatihan yang paling relevan, seperti komunikasi efektif, manajemen konflik, dan penggunaan teknologi informasi.
  • Penyusunan Modul: Modul disusun dengan pendekatan interaktif yang mencakup diskusi kelompok, studi kasus, dan role play. Materi disajikan melalui presentasi multimedia yang menarik.
  • Pelaksanaan Pelatihan: Program pelatihan dilaksanakan selama 4 minggu dengan sesi praktik mengajar yang intensif. Peserta diberikan tugas untuk mengembangkan materi mereka sendiri dan menyampaikannya di depan kelompok.
  • Evaluasi: Evaluasi dilakukan melalui feedback peserta dan penilaian langsung dari fasilitator. Hasilnya menunjukkan peningkatan signifikan dalam kemampuan komunikasi dan pengelolaan kelas, yang berdampak positif pada pelayanan publik.

6.2. Studi Kasus di Perusahaan Swasta

Sebuah perusahaan multinasional menerapkan program TOT untuk meningkatkan kompetensi manajer lini dalam mengadakan pelatihan internal.

  • Pemilihan Peserta: Karyawan dengan potensi tinggi dipilih untuk mengikuti TOT.
  • Penyusunan Modul yang Disesuaikan: Materi disesuaikan dengan kebutuhan spesifik perusahaan, seperti teknik presentasi, coaching, dan penggunaan teknologi digital dalam pelatihan.
  • Sesi Praktik dan Simulasi: Peserta melakukan simulasi mengajar dan mendapatkan umpan balik dari mentor profesional.
  • Hasil: Program ini berhasil meningkatkan keterampilan internal, mengurangi ketergantungan pada konsultan eksternal, dan menciptakan budaya pembelajaran yang berkelanjutan.

7. Tantangan dan Cara Mengatasi dalam Penyusunan Modul Pelatihan

Meskipun program TOT dengan modul interaktif memiliki banyak manfaat, terdapat beberapa tantangan yang perlu diatasi:

7.1. Keterbatasan Sumber Daya

Sumber daya yang terbatas, baik dari segi anggaran maupun waktu, dapat menghambat penyusunan modul yang komprehensif.
Strategi:

  • Menggunakan platform e-learning yang efisien dan murah.
  • Bekerja sama dengan lembaga eksternal untuk mendapatkan materi dan pelatihan pendukung.
  • Mengalokasikan waktu khusus bagi tim penyusun untuk fokus menyusun modul.

7.2. Variasi Tingkat Pemahaman Peserta

Peserta TOT berasal dari berbagai latar belakang sehingga tingkat pemahaman mereka berbeda-beda.
Strategi:

  • Menyusun modul dengan pendekatan berjenjang, di mana materi dasar, menengah, dan lanjutan disusun secara terpisah.
  • Menyediakan materi tambahan atau referensi untuk peserta yang membutuhkan pendalaman.
  • Melakukan evaluasi awal untuk menyesuaikan tingkat materi dengan kebutuhan peserta.

7.3. Resistensi terhadap Metode Baru

Beberapa peserta mungkin enggan mengadopsi metode pembelajaran interaktif karena sudah terbiasa dengan metode konvensional.
Strategi:

  • Sosialisasikan manfaat metode interaktif melalui studi kasus dan contoh sukses.
  • Berikan insentif dan penghargaan bagi peserta yang aktif berpartisipasi.
  • Ciptakan lingkungan belajar yang mendukung dengan mendorong diskusi terbuka dan kolaboratif.

7.4. Evaluasi dan Pembaruan Modul

Tanpa evaluasi yang efektif, modul pelatihan dapat menjadi usang dan tidak relevan seiring waktu.
Strategi:

  • Tetapkan indikator kinerja yang jelas untuk mengukur efektivitas modul.
  • Lakukan evaluasi berkala dan kumpulkan umpan balik dari peserta.
  • Perbarui modul secara berkala agar selalu relevan dengan perkembangan industri dan kebutuhan organisasi.

8. Implikasi TOT dan Modul Interaktif bagi Pengembangan Organisasi

Implementasi program TOT yang didukung oleh modul pelatihan interaktif memiliki dampak jangka panjang yang signifikan bagi pengembangan organisasi:

8.1. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia

Dengan pelatih internal yang handal, pengetahuan dan keterampilan dapat tersebar secara merata di seluruh organisasi. Hal ini meningkatkan kompetensi, produktivitas, dan inovasi dalam menghadapi tantangan yang ada.

8.2. Efisiensi Biaya Pelatihan

Mengandalkan pelatih internal melalui program TOT memungkinkan organisasi menghemat biaya yang biasanya dikeluarkan untuk mengundang pelatih eksternal. Ini merupakan strategi pengembangan sumber daya yang berkelanjutan dan efisien secara finansial.

8.3. Budaya Pembelajaran yang Inklusif

Program TOT yang sukses akan menciptakan budaya belajar di mana setiap individu merasa didorong untuk terus mengembangkan diri dan berbagi pengetahuan. Budaya seperti ini sangat penting untuk adaptasi dan inovasi dalam lingkungan kerja yang dinamis.

8.4. Skalabilitas dan Replikasi

Modul pelatihan yang telah disusun dapat direplikasi dan diterapkan di berbagai unit dalam organisasi. Hal ini mendukung penyebaran pengetahuan yang luas dan meningkatkan daya saing organisasi secara keseluruhan.

9. Prospek dan Inovasi Masa Depan dalam TOT

Seiring dengan kemajuan teknologi dan perubahan dinamika pasar, program TOT dan modul pelatihan interaktif akan terus berevolusi. Beberapa tren yang diperkirakan akan mempengaruhi pengembangan TOT di masa depan meliputi:

9.1. Pemanfaatan Teknologi Virtual dan Augmented Reality

Teknologi Virtual Reality (VR) dan Augmented Reality (AR) menawarkan cara baru dalam menyampaikan materi pelatihan secara interaktif.

  • Simulasi Interaktif: Peserta dapat merasakan simulasi situasi nyata melalui VR, yang meningkatkan pemahaman dan keterampilan praktis.
  • Peningkatan Interaksi: AR dapat menampilkan data digital yang mendukung penjelasan materi, sehingga memperkaya pengalaman belajar.

9.2. Kecerdasan Buatan (AI) dalam Evaluasi dan Umpan Balik

AI dapat digunakan untuk menganalisis performa peserta selama pelatihan, memberikan umpan balik secara otomatis, dan menyusun laporan evaluasi yang mendalam.

  • Analisis Data Pembelajaran: Dengan memanfaatkan AI, organisasi dapat mengidentifikasi tren dan area yang perlu perbaikan dalam modul pelatihan.
  • Personalisasi Pembelajaran: Teknologi AI memungkinkan penyesuaian materi pelatihan sesuai dengan tingkat kemampuan individu, sehingga meningkatkan efektivitas TOT.

9.3. Integrasi Platform E-Learning yang Lebih Canggih

Pengembangan platform e-learning dan Learning Management System (LMS) yang terintegrasi dengan modul pelatihan interaktif akan semakin memudahkan penyebaran materi dan evaluasi secara real-time.

  • Akses Global: Peserta dapat mengakses materi dari mana saja, sehingga mendukung program pelatihan lintas wilayah.
  • Kolaborasi Online: Fitur-fitur interaktif seperti forum diskusi, live chat, dan webinar akan meningkatkan keterlibatan dan kolaborasi antar peserta.

10. Kesimpulan

Training of Trainers (TOT) adalah strategi penting dalam mengembangkan sumber daya manusia yang berkelanjutan dan menyebarkan pengetahuan secara efektif di dalam organisasi. Salah satu komponen utama TOT adalah modul pelatihan yang disusun secara sistematis dan interaktif. Modul yang efektif harus disusun dengan mempertimbangkan analisis kebutuhan, karakteristik peserta, dan tujuan pelatihan yang jelas. Proses penyusunan modul meliputi tahapan analisis kebutuhan, penyusunan kerangka materi, penulisan dan pengembangan konten, uji coba, serta evaluasi dan revisi secara berkala.

Metode pembelajaran interaktif, seperti diskusi kelompok, studi kasus, role play, dan quiz, memberikan manfaat besar bagi peserta, antara lain meningkatkan keterlibatan, memperkuat pemahaman, dan mengembangkan kemampuan praktis yang esensial untuk peran mereka sebagai pelatih. Pemanfaatan teknologi digital, termasuk LMS, aplikasi presentasi, dan alat kolaborasi daring, semakin memperkuat efektivitas modul pelatihan dalam TOT.

Meskipun terdapat tantangan, seperti keterbatasan sumber daya, resistensi terhadap perubahan, dan variasi kebutuhan peserta, strategi yang tepat—melalui pelatihan intensif, evaluasi berkala, dan penggunaan teknologi—dapat mengatasi kendala tersebut. Keberhasilan program TOT yang dilengkapi dengan modul pelatihan interaktif akan memberikan dampak positif bagi organisasi, antara lain peningkatan kompetensi internal, efisiensi biaya pelatihan, serta terciptanya budaya pembelajaran yang berkelanjutan.

Di masa depan, inovasi teknologi seperti VR, AR, dan AI akan semakin mendukung pengembangan program TOT, sehingga pengetahuan dapat disebarkan dengan lebih efektif dan adaptif terhadap perubahan kebutuhan. Dengan demikian, organisasi yang mengimplementasikan TOT dengan modul pelatihan interaktif akan memiliki keunggulan kompetitif yang signifikan dalam menghadapi dinamika pasar dan persaingan global.

Penutup

Menyusun modul pelatihan dalam program Training of Trainers (TOT) merupakan upaya strategis untuk meningkatkan kapasitas internal dan menciptakan budaya pembelajaran yang berkelanjutan. Dengan mengintegrasikan metode pembelajaran interaktif, dukungan teknologi digital, dan evaluasi yang sistematis, modul pelatihan dapat menjadi alat yang efektif untuk menyebarkan pengetahuan secara luas di dalam organisasi. Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan kompetensi peserta, tetapi juga membantu organisasi untuk terus berinovasi dan beradaptasi dengan perubahan zaman.

Semoga artikel ini dapat menjadi referensi yang komprehensif dan inspiratif bagi para praktisi, manajer SDM, dan pelatih dalam menyusun serta mengimplementasikan modul pelatihan yang efektif dalam program TOT. Dengan komitmen dan kerja sama yang kuat, kita dapat menciptakan lingkungan belajar yang mendukung pertumbuhan dan keberhasilan organisasi di era modern.